26 Juni 2009

Apa Kompetensi itu ?

Kita mungkin pernah membaca lowongan perkerjaan. Misalkan : dicari seorang supervisor produksi perlampuan, dengan pendidikan minimal D3, sudah pernah bekerja di bidang manufacturing minimal 3 tahun dan sudah pernah mendapatkan pelatihan mengenai teknis produksi lampu dan supervisor leadership. Bagi yang sesuai dengan persyaratan di atas silakan membuat lamaran kerja, dst. Persyaratan diatas itulah yang dinamakan kompetensi.

Masalah kompetensi dalam standard ISO 9001, ISO 14001 maupun OHSAS 18001 sangat diutamakan dan relatif sama persyaratannya, karena menyangkut masalah pentingnya sumber daya manusia yang mendukung tercapainya kebijakan, sasaran dan target perusahaan. Kita tahu bahwa faktor manusia adalah sumberdaya yang paling penting dan paling sulit dikendalikan dari pada sumber daya yang lain, seperti mesin, material, metoda dan lingkungan.

Saat akan menjabat suatu jabatan atau bila kita akan dipromosikan pada jabatan tertentu, biasanya akan ditanya apa persyaratan kompetensinya, apakah saya sudah masuk dalam kriteria sebelum dilakukan tes. Mengacu pada persyaratan di ISO 9001 kompetensi dibagi menjadi 4 hal, yaitu :

1. Pendidikan. Disini dipersyaratkan minimal pendidikannya harus apa. Tergantung dari jabatannya, semakin kearah manajemen biasanya dipersyaratkan minimal sarjana atau S1. Semakin operasional pekerjaannya, pendidikannya semakin mengarah pada ketrampilan kerja, bukan ketrampilan otak. Misal untuk pekerjaan pembungkusan barang cukup level SLTA, tapi untuk level engineer minimal harus sarjana (S1). Makanya di tempat saya kerja banyak operator yang malam harinya kuliah, karena mereka sadar kalau ingin karier naik dan masa depan lebih cerah, ya persyaratan pendidikan ini harus dipenuhi dulu. Saya pernah terbentur pada persyaratan kompetensi ini, hanya karena bukan lulusan S1, dia tidak bisa dipromosikan meskipun terlihat dia bisa melakukan tugas yang akan ditawarkan. Karena ini sudah menjadi aturan perusahaan.

2. Pengalaman. Walaupun sudah lulus pada level tertentu, belum tentu bisa melakukan pekerjaan tertentu dengan lancar kalau tidak punya pengalaman kerja. Pengalaman kerja juga bisa menunjukkan tingkat kedewasaan karyawan, karena sudah pernah ditempa masalah dan kesulitan, biasanya orangnya tersebut lebih tangguh. Tidak hanya tangguh dalam bidang teknis pekerjaannya juga tangguh dalam menghadapi orang. Makanya kenapa sering terjadi perploncoan saat baru jadi mahasiswa, tak lain salah satunya untuk mahasiswa tersebut lebih tahan bantingan dalam waktu sekejab yang membedakan antara siswa dan mahasiswa. Ada beberapa perusahaan tidak terlalu mempersyaratkan pendidikan tinggi, tapi diganti dengan pengalaman yang cukup.

3. Pengetahuan. Setelah punya latar belakang pendidikan dan pengalaman yang memadai, masih belum cukup seseoang untuk menduduki jabatan tertentu. Ada beberapa pekerjaan yang harus dilatih dulu untuk menambah pengetahuannya, karena kalau tidak, akan terjadi banyak kesalahan . Misal pengetahuan mengenai spesifikasi produk, permesinan, statistik ataupun mengenai standar ISO 9001. Mereka dilatih agar mengerti dan bisa memahami bidang perkerjaan tertentu. Biasanya juga dilakukan pada karyawan baru yang mendapatkan "induction training", yaitu pengenalan pekerjaan.

4. Ketrampilan. Ada jenis pekerjaan tertentu tidak hanya mensyaratkan pengetahuan tapi juga ketrampilan artinya tidak hanya tahu pekerjannya tapi juga mampu bekerja. Misalkan untuk standar keselamatan dan kesehatan kerja, banyak kompetensi pelatihan ini yang diharuskan punya. Contoh sopir forklif, operator crane, operator pengelasan, ahli pemadam kebakaran dll. Untuk bidang mutu misalkan harus trampil melakukan kalibrasi, inspeksi produk, melakukan pengukuran dll. Jadi lebih fokus pada praktek kerja.

Memang ada beberapa perusahaan yang tidak mensyaratkan semua keempat kompetensi tersebut, tidak masalah, asal bisa dijelaskan alasannya karena tergantung jenis pekerjaannya.

Paling mudah kalau persyaratan kompetensi diatas ditulis dalam suatu jenis dokumen yang sama. Misalkan untuk persyaratan pendidikan dan pengalaman ditulis dalam dokumen Job description atau diskripsi kerja, sehingga semua job title bisa langsung diketahui dan akan lebih terkendali.

Dan untuk pelatihan dan ketrampilan, biasanya sudah dituangkan dalam rencana pelatihan tahunan. Mana yang pelatihan yang cenderung ke pengetahuan dan mana yang ke ketrampilan.

Juni 2009.

1 komentar:

  1. Assalamualaikum, Pak Djoko salam kenal dari saya. Tulisan mencerahkan, mohon ijin untuk dijadikan referensi saya.

    BalasHapus